Wawancara : RAJASINGA
Sesi wawancara kali ini Terlaknatzine akan berbincang bincang dengan
fenomena grindcore nusantara: Rajasinga. Hah, kamu belum kenal Rajasinga?
serius? kemana aja lu?! hehe.. Buat yang belum kenal Rajasinga ini deh, saya
kasih pengantar singkatnya..
Rajasinga adalah trio grindcore dengan formasi Indra Wirawan (morgg)
sang pencabik bass sambil menggerung, Biman Amirysyano penggerinda gitar sembari menyalak, dan ada Revan
Bramandika yang bertugas membantai perangkat drums sampe mampus. Rajasinga
terbentuk di kota Bandung, namun semua personilnya bukan penduduk asli Bandung,
tetapi adalah perantau yang datang ke Bandung dengan restu dari orangtua untuk
melanjutkan studi. Hingga saat ini Rajasinga sudah merilis 2 album penuh, yaitu
Pandora di thn 1999 dan Rajagnaruk di tahun 2011, serta satu album mini
Nevergrind di tahun 2009. Album masterpiece mereka Rajagnaruk yang berisikan
musik brutal dengan lirik yang bertemakan keseharian, telah membawa grindcore
keluar dari zona nyamannya dan membuatnya menjadi segar, lucu, dan
menyenangkan, tanpa kehilangan esensi. Band dengan musik keren dan badass
motherfuckin attitude. Siapa yang bisa tahan?
Mulai tanggal 16 September 2012 Rajasinga bersama dengan veteran Punk
Bandung, Jeruji akan melangsungkan tour ke tanah Sumatera, yang diberi tajuk
Sirkus Neraka II. Dalam tour ini selama 15 hari Rajasinga dan Jeruji akan
menyambangi 8 kota besar di pulau Sumatera yaitu Medan, Rantau Prapat, Padang,
Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung. Seharusnya Banda
Aceh dan Lhokseumawe termasuk dalam daftar kota yang akan dikunjungi, namun
dalam websitenya dinyatakan rencana tersebut dengan berat hati harus mereka
batalkan karena masalah perijinan.
Untuk menyambut kedatangan Rajasinga di tanah Sumatera, khususnya
Bengkulu, Terlaknatzine mengajak Rajasinga ngobrol mengenai persiapan dan harapan
mereka dalam tour ini.
Oi.. terimakasih udah sudi mewawancara kami.. :) hehehe.. Jujur saja, mempersiapkan tour seperti ini memang susah… Kami hanya bermodalkan rasa percaya kepada teman-teman organizer di kota-kota yang kami incar di pulau Sumatra. Kemudian kami juga harus mempersiapkan uang untuk pegangan selama kami diperjalanan. Lalu kami harus mempersiapkan kondisi fisik yang prima, karena perjalanan pasti akan melelahkan (Biman sudah berencana akan rutin senam setiap pagi, mulai minggu depan). Tak kalah penting, kontingen Sirkus Neraka (12 orang) harus dapat meyakinkan teman, kekasih, dan para istri untuk tour ini… karena kami akan berpisah selama hampir sebulan.
Tapi kami sangat bersyukur sampai saat ini, tidak ada masalah yang berarti di persiapan tour ini. Banyak teman-teman organizer di kota-kota tujuan menyambut baik rencana tour ini… termasuk Bengkulu, mereka semua antusias dan semangat… itu yang penting.. Bagi kami tour “Melibas Andalas” ini merupakan tour yang bertujuan silaturahmi. Kami sadar kok, Rajasinga bukan band yang terdengar dimana-mana di daratan Sumatera… justru itu, kami harus datang kesana, dan bertemu langsung dengan orang-orang… Kami mau kenalan, hehehe mudah-mudahan abis itu kita bisa jadi berteman.. :)
>>> Dari ketiga personil Rajasinga apakah sudah ada yang pernah berkunjung ke Bengkulu? apa saja yg pernah kalian dengar tentang Bengkulu? dan apa yang kalian harapkan untuk ditemui di Bengkulu?
Belum pernah ada yang ke Bengkulu… Yang kami tau tentang Bengkulu adalah Chef Farah Quinn perempuan asli sana. Cuma itu… hehehehe… Makanya nanti kami kesana tolong tunjukkan Bengkulu itu seperti apa…
>>> Dari akun facebook kalian saya tahu kalau kalian terpaksa membatalkan show di Banda Aceh dan Lhokseumawe. Menyedihkan sekali buat kalian tentunya ya? secara kalian punya satu lagu khusus yang bercerita tentang rumput khas propinsi NAD.. Boleh diceritakan lebih detil tentang cerita diambilnya keputusan membatalkan show di dua kota tersebut?
Dangkal aja masalahnya… Teman yang bantu organize acara di Banda Aceh dan Lhoksemauwe, kesusahan memperoleh perijinan acara dan tempat dari pihak yang berwajib. N.A.D memang daerah yang “istimewa”, sehingga kultur dan norma yang mereka punya juga istimewa. Ingat, di N.A.D beberapa bulan lalu, beberapa orang “anak punk” di tangkap, dibotak, dan dipaksa masuk ke pesantren? Mungkin saat ini, teman-teman kita disana belum dapat dukungan karena memang kondisinya belum siap. Tapi ya gapapa lah, tour harus tetap jalan… mungkin dimasa depan akan berbeda ceritanya… kita lihat saja nanti.
Yeaaa.. sangat disayangkan “N.A.D Kush” tidak berkumandang di Tanah Rencong kali ini… ga afdol aja rasanya… :(

>>> Baru-baru ini Rajasinga merilis merchandise of the year versi saya yaitu t-shirt Kokang Batang dengan lukisan ciamik nan jawara karya Mufti Priyanka alias Amenk. Cociks banget buat Baju Baru di Hari Raya tuh, wak! hahaha. Gimana tuh proses pembuatannya? apa Amenk memang khusus diminta buat bikin artworknya atau Amenk yg buat duluan baru ditawarkan ke Rajasinga?
Lagu “Kokang Batang” itu salah satu lagu yang ditulis dalam waktu singkat. Aransemen musik yang sederhana, dan lirik ditulis cuma dalam 5 menit oleh gitaris Biman. Lagu ini spontan sekali… Jujur saja, rasanya kami ga punya alasan yang spesifik kenapa menulis lagu seperti itu… Ketika lagu ini selesai, kami baru merasakan kalau “Kokang Batang” itu lagu yang murni, tanpa neko-neko, jujur sekali komposisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar